Rabu, 09 Juli 2014

Pelabuhan Cintaku

                “Wanita adalah hiasan dunia dengan sejuta keindahannya. Keindahan yang dipancarkan wanita telah sepatutnya dijaga, bukan diumbar. Dijaga indah tubuhnya dengan jilbab nya yang tergerai, dijaga elok hatinya dengan kelembutan dan kesolehannya, dijaga lisannya dengan ucapan yang mengandung maslahat banyak, dijaga matanya untuk pandangan yang dimuhrimkan dan dijaga segala gerak-geriknya dengan laku lampah yang baik.”
            “Wanita itu bukan barang yang seenaknya dipakai lalu dibuang begitu saja.” Ucap seorang penceramah di akhir ceramahnya.
***
            Sayup-sayup pagi terlukis begitu sempurna dengan nampaknya sang fajar, cuit-cuit burung burung kecil yang hinggap di pepohonan besar menambah euforia pagi itu. Senyuman menguntai setiap rumah yang memandang embun di butanya hari itu. Begitu indah, indah sekali.
            Tepat pukul 04.00 WIB. Sunyi, senyap. Gemericik tetes-tetes air hujan semalam masih menapaki genteng masjid perumahan yang bisa dibilang ‘Elite’. KOSONG masjid pagi itu. Setengah jam kemudian muncul bayang-bayang diantara sorot lampu malam menuju masjid tersebut, seorang pria yang bergegas menuju masjid yang masih sunyi.
            “Astagfirullah...Telat 5 menit, kena marah Allah...” sesalnya.
***
            Tepat pukul 07.00 WIT. Ramai, sibuk. Berlalu lalang orang-orang kala itu, ada yang mengendarai mobil dengan berpakaian rapi, ada yang mengendarai motor dengan berpakaian santai, ada yang menaiki sepeda dengan pakaian seragamnya, ada yang menaiki angkutan umum dengan pakaian kucelnya dan ada pula yang berjalan kaki waktu itu, rambutnya dibiarkan tergerai indah dengan pakaian kantornya yang cukup minim.
            “Astaga...Telat 5 menit, bisa kena marah bos...” sesalnya.
***
            Adzan mengumandangi langit subuh, lantunan adzannya diikuti makhraj yang baik. Seisi pria di perumahan tersebut bergegas menuju pusat adzan. Air wudhu membasuh setiap wajah yang masih dilimbungi rasa kantuk mendalam.
            “ALLOHUAKBAR...” Takbir mengawali shalat subuh hari itu.
            Seusai shalat wajib dua rakaat, do’a terucap pelan di hati masing-masing insan, saling beradu kekhusyuan tuk mencapai ridho Allah semata. Pria itu yang paling muda, namun dituakan. Pria itu yang selalu ditunjuk jadi imam. Pria itu yang jadi penggebrak semangat berjihad...Ya begitulah pria itu.
***
            Masih cukup pagi setibanya sang wanita itu di kantor kebanggaannya.
            “Pagi bu..”
            “Pagi bos..”
            “Pagi mba...”
            Segala sapaan terayun ramah dari karyawan, anak buah bahkan pembantu perusahaan itu. Semua menghormati wanita yang menjabat sebagai atasannya itu, walau banyak yang menyapanya ‘bos’ tapi dia bukan bos sebenarnya...selevel di bawah bos, dia adalah seorang manajer.
            Etos kerjanya tinggi, padahal baru 6 bulan ia diterima di perusahaan itu. Oleh karena itu di samping banyak yang menghormatinya, banyak juga yang mencibirnya, menggosipinya dan memfitnahnya di belakang. Tapi wanita itu pantang menyerah, selalu ada semangat yang berkobar di jiwanya untuk senantiasa bekerja keras menghidupi ayah nya yang sudah tua, dia jadi tulang punggung keluarga..Ya begitulah wanita itu.
****
            Dunia ini diciptakan sempurna oleh sang penguasa alam, selalu ada yang baik dan buruk, selalu ada yang jadi buruk dari yang baik, dan selalu ada yang baik dari yang buruk. Oleh karenanya, segala kesempurnaan disempurnakan oleh sang Illahi.
-PRIA-
            “Ananda...sudah 25 umurmu, sudah soleh akhlaq mu, kapan kamu menikah?” tanya seorang wanita berwajah sendu dan telah bergaris-garis keriput di sebagian sudut wajahnya.
            “Kuasa Allah Mi, Zayn hanya berusaha tapi Allah yang menentukan” jawabnya sambil menatap ibunya yang dipanggil ‘Ummi’ dengan mata berkaca-kaca.
            Ustadz Zayn, panggilan orang-orang di sekitarnya padanya. Dia memang lulusan sekolah tinggi Islam, sudah mapan akhlaqnya, sudah banyak yang mendambakan dirinya jadi pendamping hidup para wanita, namun hatinya belum terketuk oleh setiap cinta yang datang.
            “Nunggu aja...InsyaAllah, Allah menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan” hati pria itu berbicara.
            Dakwah yang disampaikannya selalu menyenggol masalah wanita akhir zaman, oleh karena itu setiap wanita yang mendengar dakwah Zayn selalu luluh dengan apa yang disampaikannya. Banyak yang jadi berjilbab karena dakwah yang banyak dikagumi itu...
Itulah dia-
-WANITA-
            “Bekerja..bekerja..bekerja terus kamu Alis, kapan mikirin kebahagiaan hidupmu?” tanya lelaki yang dijuluki Bapak tersebut.
            “Ah..gausah mikirin Alis dulu lah pak, toh baru 22 umurku. Aku lebih mentingin bapak, sudah 15 tahun bapak hidup sendiri, kapan mencari ibu baru buat aku...” timpalnya pada bapaknya.
            Bapaknya pun hanya terdiam dan menunduk.
***
            “Darimana Abi? Baru sekarang pulangnya?”
            “GAPERLU TAU! URUSAN AKU!”
            “Perlu aku tau Bi, Apa jangan-jangan kamu selingkuh dengan wanita lain?!”
            “KENAPA SIH SELALU BERFIKIR YANG ANEH GINI KAMU, KAMU SALAH!!”
            “Abi..Ummi kan cuma nanya, kenaa emosi gitu...Berarti, Abi mengakui...”
            “TERSERAH, AKU GA NGERASA SALAH. KITA UDAH GA COCOK LAGI. AKU INGIN KITA CERAI!”
            Zayn memeluk umminya yang berderaian air mata, entah apa yang harus dilakukannya lagi kepada abinya lagi..., sebenarnya ingin Zayn membentak abi nya yang jahat itu, tapi ia tidak ingin melukai hati abinya. Tapi ini sudah keterlaluan, begitu mudahnya ia mengatakan kata CERAI padahal telah sepenuhnya ia yang salah, larut malam terus dirinya pulang.
            “Dia memang bermain wanita di belakang ummi... Pernah aku lihat seminggu lalu...Ingin aku beritahu ini ke ummi, tapi haruskah hatiku melukai hati seorang wanita yang aku cintai...” Hati Zayn berkata.
            Sejak saat itu sang abi hilang entah kemana,  Zayn hanya mengelus dada dan senantiasa menguatkan setiap hari-hari ummi yang penuh dengan kehampaan.
            Tercurahlah isi hatinya di sebuah media sosial berlogo huruf F
            Wanita pantas tuk dihargai. Aku menghargai segala bagian dalam diri mereka...Setiap kasih sayang yang diberi bak berlian yang bernilai tinggi. Lalu begitu tega kah berlian itu dihancurkan? Dihancurkan dengan sebuah linangan bulir netra dari sang wanita...
            Terposlah curahan hatinya.
            Kenapa Zayn?
            5 menit kemudian, berkomentarlah seseorang di statusnya.
            Halo Lis, sudah lama tak bersua...Ya hanya ada nikmat Allah yang datang”
            Zayn pun menjawab lagi komentar orang itu, dia adalah teman lama Zayn saat masa-masa remaja dulu, namun teman lamanya itu kembali ke daerah asalnya, Maluku. Namanya Alis.
            Iya juga ya Zayn, aku denger-denger kamu jadi ustadz ya sekarang? Wow patut bangga aku jadi sahabatmu... Ayo ceritakan padaku di inbox aja.
            -INBOX-
            Ibuku cerai Lis, padahal baru 25 tahun usia pernikahannya. Sekarang dia baru berumur 45...
            Zayn membuka perbincangannya dengan Alis
            Oh iya? Semoga Tuhan memberkatimu Zayn. Selalu ada yang indah pada waktunya nanti.
            Alis menjawabnya dengan romansa kaget.
            Kau tahu, ayahku pun sudah 15 tahun lalu bercerai dengan ibuku yang sekarang telah punya keluarga baru, umurnya sudah kepala 6. Aku iba melihat hari-harinya yang dilaluinya dengan sendiri.
            ---
            Astagfirullah...semoga ayahmu dikuatkan, aku pernah membaca suatu artikel, dikatakan bahwa ‘Jodoh adalah ketetapan yang Kuasa, oleh karena itu berapapun lama usia pernikahan atau usia pacaran sepasang manusia belum tentu mereka berjodoh...
            ---
            Wah memang benar itu.. Berarti ayahku bukan jodoh dengan ibuku kali ya
            ---
            Wallahualam Lis. Semoga diberi kekuatan terus ya orang tua kita...
            ---
            AMIN. Zayn aku punya ide bagus! Kita jodohkan saja orang tua kita....!!!
            ---       
            -OFF-
            Zayn kira hatinya cukup sedikit lega, dia pun keluar dari media sosial tersebut. Seharusnya dia menutupi nikmat Allah bukan diumbar ke orang lain, walaupun itu sahabat sejati. “Astagfirullah...” hanya istigfar yang dapat terucap.
***
            “Bu...besok Zayn diundang berdakwah di daerah Maluku.. Apa ibu tidak keberatan dengan hal ini?” tanya Zayn sopan pada ibunya.
            “Tidak apa nak, berjihad adalah yang utama..hati-hati ya nak...” pesan ibu pada Zayn.
-KEESOKAN HARI-
            Cukup lama Zayn menghabiskan waktunya di pesawat dan tiba lah dirinya di daerah Maluku.
             “Daerah rempah rempah, begitu mempesona...Daerah yang pernah dipijaki para pedagang, pengembara dan penguasa islam di Nusantara silam, Oh Maluku...Disinikah aku kan mendapatkan jodohku...”Pikiran Zayn berangan kemana-mana..
            Seusai tiba di Maluku, dirinya baru ingat ada teman lamanya yang tinggal disini.
            *CALL*
            #Kringggggggg#
            Bunyi telepon genggam terdengar Zayn di balik hadapannya.
            Zayn berbalikbadan dan memandang seorang wanita di depannya yang menggenggam dan memencet tombol hp nya.
            “Ya Hallo?” Ucap wanita itu di ujung telefon.
            Zayn memandang kawan lamanya itu dengan aura rindu luar biasa, tak terkira rasanya, sudah seperti jodoh bertemu di tempat yang sama.
            Cepat dimatikan ujung telefon oleh Zayn, dan Zayn memanggil Alis di hadapannya sekarang, yang kiranya hanya terpaut 3 meter.
            “Alis....!”
            Alis pun menengok daaaaaan....
            “Zaaaaayyyyyyynnnnnn....Zayn kah??? ZAAAAYYYYYYNNNN!!! KENAPA KAMU GABILANG KE AKU MAU KE MALUKUUUUUUUUUU!!!” Teriak Alis kegirangan di depan Zayn, orang-orang di sekitar hanya melihat nya penuh ketidakjelasan.
            “Aneh”.”Gatau malu tu cewe”.”Gila”.”Toa banget suaranya”. Umpat orang-orang pelan.
            “Aduh maafkan aku...Aku diundang dakwah di Maluku, ohya setengah jam lagi acaranya...Antarkan aku dong ke alamat ini..” Pinta Zayn sambil memperlihatkan kertas alamat yang mengundang dakwahnya.
            “SIAP USTADZZZZZAYN” Teriak lagi Alis dengan tak kalah kerasnya dari yang tadi.
            Reaksi orang-orang makin tidak karuan kepada mereka berdua.
***
            Setibanya mereka berdua di alamat yang dituju, Ustadz Zayn disambut hangat oleh orang-orang disana...Gembiralah Zayn dalam berdakwah disana, tak luput antusias penonton pada ceramah Ustadz Zayn. Alis hanya menatap bangga Zayn sambil mendengar serius dakwah Zayn, padahal dia Non-Is.
            “Wanita sholehah di islam adalah wanita yang ditinggikan derajatnya oleh sang kuasa. Subhanallah kan bapak, ibu... Oleh karena itu ibu-ibu ingin kan jadi wanita sholehah? Tutupilah aurat sebaik mungkin dengan jilbab dan jaga akhlaq dengan kesolehan ibu-ibu yaaa...Nah kalau sudah sesolehah itu, hebat nantinya... Sudah disayang Allah, disayang pula dengan suami...heheheh”
            Alis tersenyum kecil sekaligus hatinya terketuk dan mendapat hidayah, semenjak dakwah yang didengarkannya itu, Alis masuk ke agama islam.
            “Aku bangga padamu Lis, Alhamdulillah...” Kata Zayn setelah melihat perubahan kawan lamanya yang tak terkira.
            Terhitung sudah 2 minggu Zayn di Maluku, dan telah 2 minggu pula Alis jadi seorang muslimah, segala laku lampahnya sudah baik apalagi pakaiannya yang menutupi auratnya.
            “Zayn, kita jodohkan ayah ibu kita yuk..” kata Alis pada saat mereka berjalan-jalan di taman Maluku.
            Zayn hanya terdiam.
***
            “Ibu gamau Zayn...”
            Tolak ibu di sela telefon Zayn. Zayn gagal menawarkan ide cemerlang kawannya itu.
            “Ada-ada aja kamu Lis!”
            Bentak ayah kepada Alis yang sama menawarkan niat baiknya tetapi akhirnya gagal.
***
            Zayn dan Alis sama-sama kecewa, mereka pun saling bercerita jawaban akhirnya yang sama-sama tidak mengenakan.
            “SAMA”
            Ucap mereka bersamaan, ya memang jawaban dari kedua pihak yang mereka tawarkan hasilnya sama, DITOLAK. Akhirnya mereka hanya terpekur di dinginnya malam Taman Maluku.
            “Aku sedikit sedih..” kata Zayn pada Alis.
            “Ya..” Jawab Alis mengikuti jawaban Zayn.
            “Tapi aku pun sedikit bahagia...” Zayn membuat penasaran Alis.
            Alis hanya menatap wajah bersih Zayn dengan tatapan aneh.
            “Aku ingin menjadikan kamu sebagai pendamping hidupku kelak..maukah kau menerima tawaranku?” Pinta Ustad Zayn memberi ledakan kepada hati Alis.
            “Kau tahu..Aku pun sebenarnya menyimpan rasa yang sama terhadapmu”
            Zayn pun hanya takjub dan berucap syukur dibawah cahaya bulan yang mengungkap sebuah cinta sahabat lama...
***
            Digelarlah pesta pernikahan agamis antara Zayn dan Alis, sepasang kawan lama yang kini menyatukan hati yang sama.
            “Jazakallah khair Ya Rabb..Kau mendengar doaku...Maluku, kau lah pelabuhan cintaku” Ucap Zayn haru sambil mengecup dahi Alis yang telah menjadi muhrim di tengah-tengah pesta pernikahannya.
            “AKAN JADI PERTAMA DAN TERAKHIR....” Janji setia mereka berdua di pernikahannya.
            “InsyaAllah....” tambah ucapan dari Ummi Zayn dan Ayah Alis sambil tersenyum bersama di hari bahagia anak-anaknya itu.

MALUKU...
KAU LAH SAKSI JODOHKU
ALIS
KAULAH PELABUHAN CINTAKU...

JODOH...
DIMANAPUN ADANYA...
SIAPA YANG TAHU ?
KETETAPAN ALLAH SEMATA...

***-ENDING-***

Tidak ada komentar:

Posting Komentar